DokterSehat.Com– Erupsi freatik Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah mengejutkan banyak pihak. Tak hanya membuat warga sekitar dan para pendaki ketakutan, hujan abu tipis pun dikabarkan turun di kota Yogyakarta. Meskipun tidak setebal hujan abu saat erupsi Gunung Kelud beberapa tahun lalu, hujan abu kali ini tetap saja bisa membahayakan kesehatan paru-paru dan pernapasan kita.
Pihak BMKG, BNPB, dan lain-lain telah menyarankan masyarakat sekitar untuk memakai masker saat berada di luar rumah. Jika kita sampai menghirup hujan abu tersebut, dikhawatirkan bisa memicu peradangan atau reaksi alergi dengan gejala seperti batuk-batuk. Jika kita sampai menghirupnya dalam jumlah yang banyak, kita bisa saja mengalami batuk berdahak, batuk berdarah, atau gejala lainnya seperti sakit tenggorokan, sesak napas, dan gejala bronkitis.
International Volcanic Health Hazard Network menyebutkan bahwa bagi mereka yang sudah memiliki masalah pernapasan, menghirup abu vulkanik bisa saja membuat masalah pernapasan tersebut kambuh atau bahkan menjadi lebih parah. Sebagai contoh, penderita asma bisa saja mengalami gejala penyakit ini yang terasa jauh lebih berat.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informsi dan Humas BNPB, Sutopo Purno Nugroho, hujan abu diperkirakan akan turun di sekitar kawasan Gunung Merapi, tepatnya di kawasan selatan. Hanya saja, kondisi ini juga bergantung oleh arah angin.
Meskipun secara umum kondisi Gunung Merapi sudah aman, pihak pemerintah setempat menetapkan radius 3 km dari puncak Merapi sebagai kawasan yang berbahaya sehingga jalur pendakian pun ditutup untuk sementara. Selain itu, warga di radius 5 km dari puncak gunung juga sudah diminta untuk mengungsi.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Comments