DokterSehat.Com – Vagina yang dimiliki wanita biasanya basah dan mengeluarkan banyak cairan saat dirangsang atau terangsang. Vagina akan mengeluarkan cairan pelumas yang dipersiapkan untuk melakukan aktivitas seksual. Cairan ini akan membantu wanita mendapatkan kenikmatan dan mengurangi terjadinya gesekan yang berbahaya.
Selain karena rangsangan, vagina juga bisa basah karena ada gangguan tertentu. Kalau Anda sering mendapati vagina basah dan menyebabkan rasa tidak nyaman, bisa jadi 4 gangguan di bawah ini sedang terjadi.
Infeksi Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit bernama Trichomonas vaginalis. Parasit ini menyebabkan vagina mengalami infeksi dan menyebabkan produksi cairan di dalam vagina jadi berlebih. Selain itu kekentalan dari cairan cukup pekat dengan warna kuning atau hijau. Selain mengeluarkan cairan, infeksi ini juga sebabkan rasa gatal dan sensasi panas.
Infeksi vaginosis bakterialis
Perubahan pH di dalam vagina menyebabkan flora normal jadi berkurang atau bahkan mati. Kondisi ini menyebabkan bakteri dari laur vagina mudah masuk dan akhirnya menyebabkan gangguan berupa keputihan. Cairan yang keluar dari kondisi ini biasanya berwarna kuning keabu-abuan dan ada rasa gatal di bagian vulva.
Radang panggul
Radang panggul pada vagina atau sering disebut dengan nama pelvic inflammatory disesase (PID) dapat menyerang organ uterus, ovarium, leher rahim, dan tuba falopi. Kondisi ini biasanya menyebabkan komplikasi yang cukup berat dan ditandai dengan cairan berlebih dari vagina.
Infeksi Klamidia
Bakteri Chlamydia trachomatis yang menyebabkan Klamidia juga menyebabkan vagina jadi terus mengeluarkan cairan. Kondisi ini biasanya didapatkan dari aktivitas seks yang tidak sehat seperti tidak menggunakan kondom. Klamidia juga sebabkan rasa sakit di area vagina dan demam pada tubuh.
Dari empat kondisi di atas, mana saja yang pernah Anda alami?
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Comments