DokterSehat.Com – Pasangan yang sudah menikah biasanya akan mengendalikan kehamilan yang tidak diinginkan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi yang selama ini digunakan lebih sering berupa kondom, IUD, atau KB hormonal lain dalam bentuk suntikan atau pil. Selain jenis kontrasepsi di atas, kita juga mengenal vasektomi.
Apabila sudah melakukan vasektomi, seorang pria tidak akan bisa menghasilkan sperma saat ejakulasi. Ketika orgasme, air mani tidak akan mengandung sel sperma. Jadi, meski ejakulasi dilakukan di dalam vagina, tidak akan ada kemungkinan terjadi kehamilan. Berikut beberapa fakta vasektomi dan alasan beberapa pria melakukannya.
Proses vasektomi cepat dan tidak sakit
Vasektomi banyak dilakukan karena prosesnya cepat dan tidak menyebabkan rasa sakit. Dokter bedah akan melakukan pembiusan lokal di area skrotum. Selanjutnya dokter akan membuat sayatan dan memblokir vas deferens yang menjadi jalan sperma untuk keluar dan bercampur dengan air mani.
Dengan pembedahan yang tidak terlalu besar, jarang pria yang akan merasakan sakit. Beberapa pria mungkin akan sedikit merasakan ngilu. Hal ini terjadi karena resistensi seseorang pria pada rasa sakit berbeda-beda. Ada yang sangat kuat dan ada yang mudah merasakan sakit dengan sedikit goresan.
Setelah proses selesai, dokter akan menjahit kembali dan pria sudah mendapatkan vasektomi. Pasca operasi mungkin pria akan masih merasakan nyeri di kantung zakar, testis, dan kadang saat berkemih akan keluar sedikit darah. Jangan khawatir, kondisi ini termasuk normal.
Efektivitas vasektomi untuk mencegah kehamilan
Efektivitas vasektomi sangat tinggi, bahkan mengungguli kondom yang memblokir sperma saat melakukan seks. Seorang pria yang melakukan vasektomi tidak akan bisa membuahi karena sperma sudah terblokir. Setidaknya dari beberapa studi, kontrasepsi ini bisa mencegah hingga 99 persen lebih.
Sayangnya efektivitas ini tidak serta-merta langsung didapatkan begitu saja. Seorang pria tidak bisa melakukan seks begitu saja tanpa pengaman. Pasalnya hingga ejakulasi ke-30 akan ada sperma. Oleh karena itu, dokter kerap mewajibkan pria untuk melakukan pemeriksaan jumlah sperma 3 bulan pasca operasi.
Pastikan melakukan kontrol terlebih dahulu kalau ingin melakukan seks tanpa menggunakan kondom. Kalau dalam pemeriksaan air mani yang keluar sudah tidak ada lagi sperma yang tersisa, barulah seks bisa dilakukan seperti biasa dan pria tidak perlu khawatir lagi dengan masalah pembuahan.
Kehidupan seks jadi lebih hebat
Orang awam selalu menganggap kalau melakukan vasektomi sama halnya dengan mematikan kehidupan seksual pada pria. Padahal yang terjadi justru sebaliknya. Melakukan vasektomi akan membuat pria jadi lebih bergairah dalam melakukan seks karena rasa khawatirnya tidak akan ada.
Seorang pria bisa lebih menikmati seks dari sebelumnya. Mau melakukan ejakulasi di dalam atau di luar, peluang kehamilannya akan rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Jadi, tidak ada alasan bagi pria untuk menahan diri.
Setelah melakukan vasektomi, khususnya pada bulan pertama mungkin akan masih terasa sakit saat penetrasi dan ejakulasi. Oleh karena itu pria disarankan untuk melakukannya perlahan-lahan saja. Selanjutnya, kalau sudah sembuh sempurna barulah seks yang intens bisa dilakukan dengan sempurna.
Efek samping vasektomi pada pria
Vasektomi memang efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan pada wanita hingga nyaris 100 persen. Pada proses operasi hingga penyembuhan masih ada beberapa efek samping vasektomi yang akan dialami oleh pria. Berikut beberapa di antaranya:
- Mengalami infeksi yang menyebabkan gangguan pada testis. Agar kondisi ini tidak terjadi, seorang pria harus benar-benar menjaga kebersihan area penisnya setelah vasektomi dilakukan.
- Perdarahan yang muncul saat berkemih atau ejakulasi. Kondisi ini sebenarnya normal terjadi pasca vasektomi. Namun, pada kondisi tertentu, seorang pria akan mengalami perdarahan yang terlalu banyak. Kalau sudah seperti perawatan harus segera dilakukan.
- Tidak bisa melakukan pembuahan lagi di kemudian hari. Efek ini permanen meski pada kondisi tertentu bisa dikembalikan dengan pembedahan. Jadi, sebelum melakukan vasektomi pastikan dahulu apakah Anda masih menginginkan keturunan lagi atau tidak.
- Terlalu banyak melakukan seks dan perilaku menyimpang lainnya. Karena merasa tidak akan menyebabkan kehamilan, pria jadi terobsesi dengan seks lebih besar dari sebelumnya.
- Penularan penyakit menular seksual. Meski sudah tidak memiliki kemungkinan membuahi, penularan penyakit menular seksual masih ada dan bisa menjadi masalah kalau tidak memakai kondom.
Alasan pria melakukan vasektomi
Seseorang melakukan kontrasepsi permanen ini bukan tanpa alasan. Secara umum, alasan vasektomi pada pria biasanya disebabkan oleh:
- Tidak mau memiliki anak lagi karena jumlah keturunan sudah banyak. Dengan melakukan vasektomi, kemungkinan terjadi pembuahan saat ejakulasi di dalam sekitar 1% atau kurang dari itu. Dengan efektivitas ini, pria tidak perlu menggunakan kondom dan pasangan melakukan KB hormonal.
- Vasektomi memang memiliki risiko seperti infeksi atau inflamasi. Namun, kalau Anda melakukannya sesuai prosedur dan perawatan dilakukan dengan baik, efeknya akan rendah.
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di atas, melakukan vasektomi tidak akan memengaruhi kehidupan seksual. Anda masih bisa mendapatkan ereksi sempurna dan orgasme dengan hebat.
- Proses berjalan dengan cepat dan tidak membutuhkan pembedahan besar. Dengan prosedur ini Anda tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk penyembuhan.
- Meski sedikit sulit, kondisi ini bisa dikembalikan sehingga pria bisa kembali menjadi subur dan mendapatkan keturunan kembali.
Itulah sekilas ulasan mengenai fakta vasektomi dan beberapa alasan mengapa banyak pria melakukannya. Kalau menurut Anda, vasektomi itu perlu atau tidak untuk dilakukan? Kalau memang perlu kriteria pria seperti apa yang cocok untuk melakukan prosedur kontrasepsi permanen ini?
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Comments