Jangan Makan Kentang Goreng Lebih dari 6 Potong!

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

kentang-goreng-doktersehat
Photo Source: Flickr/ Alexander Baxevanis

DokterSehat.Com– Kentang goreng sering dianggap sebagai camilan yang nikmat untuk kita konsumsi di waktu senggang. Sayangnya, dibalik kenikmatan dari camilan ini, pakar kesehatan menyarankan kita untuk tidak terlalu sering mengonsumsinya. Bahkan, Profesor Eric Rimm dari Harvard T.H Chan School of Public Health, Amerika Serikat meminta kita membatasi asupan kentang goreng maksimal hanya 6 potong saja. Jumlah ini tentu sangat sedikit, bukan?

Apa alasan dari batasan makan kentang goreng ini?

Prof. Rimm menyebut kentang goreng yang telah diolah dengan minyak panas terkait dengan berbagai penyakit berbahaya. Bahkan, berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada 2017 lalu, dihasilkan fakta jika kita mengonsumsi kentang goreng dua atau tiga kali dalam seminggu, maka risiko untuk mengalami kematian dini akan jauh meningkat dibandingkan dengan orang-orang yang makan kentang yang diolah dengan cara lainnya.

Rekomendasi ini justru ditentang banyak orang

Meskipun tujuan dari rekomendasi ini baik bagi kesehatan dan mencegah datangnya penyakit, ternyata respons masyarakat justru kurang setuju. Banyak orang yang merasa bahwa pembatasan asupan kentang goreng ini sebagai penyiksaan karena rasanya terlalu enak.

Sebagai informasi, masyarakat Amerika Serikat sangat menggemari makanan ini. Bahkan, Departemen Pertanian negara tersebut menyebut setiap orang mengonsumsi sekitar 116 pon kentang setiap tahunnya. Kebanyakan dari kentang ini diolah dengan cara digoreng. Ditambah dengan pola makan dengan kadar gizi yang tidak seimbang, maka risiko untuk terkena masalah kesehatan pun meningkat.

Mengapa kentang goreng sebaiknya dibatasi?

Selain karena diolah dengan menggunakan minyak panas, terkadang kita juga menambahkan saus pada kentang goreng demi menambah cita rasanya. Sayangnya, hal ini justru akan membuat kentang goreng menjadi lebih tidak sehat.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa kita memang harus membatasi konsumsi kentang goreng.

  1. Tinggi lemak jahat

Di dalam kentang goreng terdapat kandungan lemak jenuh yang sangat tinggi. Lemak jenuh ini akan menumpuk di dalam tubuh dalam waktu yang lama, khususnya di dalam pembuluh darah. Jika jumlahnya sudah berlebihan, maka dikhawatirkan akan menyumbat aliran darah dan memicu datangnya serangan jantung atau stroke yang mematikan.

Selain lemak jenuh, kandungan lemak trans di dalam kentang goreng juga sangat tinggi. Masalahnya adalah, selain bisa menyebabkan penyakit jantung dan diabetes, lemak trans juga bersifat karsinogen sehingga bisa menyebabkan datangnya kanker.

  1. Tinggi karbohidrat

Sebenarnya, karbohidrat diperlukan bagi sumber energi tubuh, namun mengonsumsi karbohidrat dengan berlebihan juga tidak baik. Jika kita mengonsumsi kentang goreng sebagai camilan sementara di waktu makan besar tetap makan nasi, maka asupan karbohidrat akan melebihi kebutuhan sehingga akan membuat kita menjadi lebih gemuk. Padahal, sudah menjadi rahasia umum jika kegemukan terkait dengan berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit jantung atau diabetes.

  1. Terdapat kandungan akrilamida penyebab kanker

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat selama 8 tahun, dihasilkan fakta bahwa kentang goreng ternyata memiliki kandungan akrilamida yang cukup tinggi. Sebagai informasi, akrilamida terbentuk jika makanan tinggi pati seperti kentang diolah di dalam minyak dengan suhu yang tinggi. Masalahnya adalah akrilamida termasuk dalam agen penyebab kanker, khususnya pada paru-paru, kelenjar tiroid, serta organ di dalam perut.

Melihat fakta ini, ada baiknya memang kita menuruti anjuran untuk membatasi asupan kentang goreng. Tak hanya makan maksimal enam potong saja, sebaiknya kita juga tidak mengonsumsinya terlalu sering dan menggantinya dengan camilan yang jauh lebih sehat seperti buah-buahan saja agar tidak mudah terkena penyakit berbahaya.



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Post a Comment

0 Comments